Kang Dedi Mulyadi, Sosok Jurnalis Warga dari Tatar Sunda
Oleh: Wilson Lalengke, Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI)
Jakarta, Nuntium.id - Tayangan video ini merupakan salah satu contoh kongkrit sosok jurnalis warga atau citizen journalist, yang mencari/mengumpulkan informasi, menyimpan informasi, mengolah informasi, dan mempublikasikan informasi; tanpa yang bersangkutan harus menjadi wartawan dan mendapatkan upah dari kegiatan jurnalisme yang dia lakukan. Kang Dedi Mulyadi, seorang politisi dari Jawa Barat, secara sadar atau tidak, sengaja atau tidak, diakui atau tidak, dia telah melakukan kegiatan jurnalisme warga (citizen journalism).
Di dunia yang menyediakan teknologi informasi modern saat ini, setiap orang bisa menjadi jurnalis tanpa harus meninggalkan profesi atau pekerjaan utamanya, pekerjaan yang menjadi sumber penghidupannya, mereka disebut jurnalis warga. Begitu banyak orang, sekali lagi disadari atau tidak, disengaja atau tidak, diakui atau tidak, telah menjalankan kegiatan jurnalisme warga.
Demikian juga, semestinya setiap orang yang mengaku wartawan dapat saja menjadi jurnalis warga, yakni tetap melakukan kegiatan jurnalisme seperti biasa, namun harus meningkatkan kemampuan enterpreneurship-nya di bidang ekonomi-bisnis yang diminatinya untuk menjadi sumber penghidupannya, dan tidak lagi tergantung dari jualan berita atau mengharapkan gaji dari pemilik media-media massa. Hal ini sudah banyak dilakukan oleh wartawan dimana-mana, yang mengembangkan usaha-usaha produktif sesuai bakat dan peluang yang ada, baik dalam bidang produksi barang maupun penyediaan jasa.
Agar informasi yang dihasilkan oleh jurnalis warga berkualitas baik dan faktual serta mengikuti kaidah-kaidah jurnalisme, maka penting dilakukan peningkatan kualitas kerja-kerja jurnalistik kepada setiap warga masyarakat, termasuk kelompok komunitas yang disebut netizen, buzzer, endorser, dan lain-lain. Dalam 15 tahun terakhir, kegiatan diklat jurnalistik bagi masyarakat umum, non-wartawan konvensional, telah banyak dilakukan, seperti di komunitas TNI, Polri, PNS, Buruh, pekerja sosial, dan kalangan usaha formal-informal lainnya. Kegiatan diklat semacam ini sangat perlu diprogramkan secara lebih massif lagi, tersistem, dan terstruktur, serta didukung oleh sumber daya yang memadai.
Dalam konteks ini, negara mesti hadir memberikan pendidikan dan pelatihan jurnalistik bagi setiap warga negaranya sehingga setiap orang dimampukan, bukan hanya mampu melakukan kerja-kerja jurnalistik tapi juga mampu menganalisis berbagai informasi dan data yang didapatkannya, termasuk mampu merespon berita yang diterimanya dengan sebaik-baiknya.
Warga bangsa Indonesia yang mampu menyampaikan informasi dengan baik dan benar menggunakan perangkat media massa, juga mampu merespon informasi yang diterimanya dengan baik dan benar, itulah yang PPWI maksudkan dalam visinya: *mewujudkan komunitas masyarakat Indonesia yang cakap-media atau cerdas informasi.(***)